Mencapai Pola Hidup Yang Religi

                Manusia sejak lahir akan mengalami perubahan-perubahan, baik secara fisik, materi, dan religi. Dalam hal ini yang sangat berperan dalam perkembangan anak adalah orang tua, masyarakat, dan lingkungan fisik. Dari yang sangat berperan ini, mana yang paling perperan. Masing-masing manusia berbeda-beda. Bisa terjadi tingkah laku seseorang yang dianggap tidak normal merupakan didikan keliru dari orang tuanya, tetapi ada juga akibat dari lingkungan yang tidak kondusif.
                Setiap lembaga (keluarga, masyarakat, dan sekolah) mengharapkan setiap generasi menjadi anak yang baik dalam kehidupan religinya ( rajin beribadah taat pada agama, taat pada orang tua dan lain-lain ), tetapi dalam hakekatnya setiap anak akan memilih sikap yang sangat variatif dan dinamis. Semua ini faktor dari luar ( lingkungan sekolah, lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, media elektronik, dan media cetak ).
Seseorang dalam beraktivitas akan kelihatan sekali kehidupan religinya. Hal ini bisa dilihat kejujurannya, perangainya, kesopananya, keikhlasannya, perhatiannya, kesabarannya, kegigihannya, tutur katanya, dan lain-lain. Contoh kehidupan seseorang anak yang religi antara lain: 1. Selalu beribadah pada saat-saat waktu beribadah. 2. Selalu mengingat Tuhan pada saat banyak orang maupun sendirian, pada saat susah ataupun senang, pada saat kaya maupun miskin. 3. Selalu ikhlas dalam melakukan sesuatu karena yang diharapkan hanya ridho Tuhan ( mengharap balasan surga tuhan ). 4. Dalam menghadapi sesuatu, kesabaran dan kegigihan, serta tidak putus asa. 5. Jika mendapat musibah, selalu berprasangka positif terhadap Tuhan. Dalam kenyataannya, sekarang ini banyak siswa yang selalu berorientasi pada kesenangan sesaat, sering meninggalkan nama agama, norma sosial, norma pendidikan. Apabila dilihat dari segi kehidupan beragama banyak anak yang sudah jauh dari kehidupan beribadah, suka berbuat dosa, berani dan menentang orang tua, jarang ketempat beribadah ( masjid, gereja, pura, dan lain-lain ). Semua ini bila tidak dikendalikan sejak awal, maka bisa terjadi ( Kriwikan dari Grojogan Jawa ) maksudnya yaitu jika masalah yang kecil tidak segera diatasi maka kehidupan beragama seseorang akan menjadi parah. Misalnya : 1. Anak malas beribadah, jika tidak segera diatasi maka akan menjadi tidak mau beribadah. 2. Anak sering suka nongkrong-nongkrong, jika tidak segera diatasi maka akan menjadi malas beribadah, 3. Anak yang sering lupa/tidak berpuasa maka akan berakibat menjadi malas berpuasa dan lain-lain. Sumber: Buku BK Cerdas KTSP 2006 kelas 7

Komentar

Postingan Populer